Background
PEMERIKSAAN BNO-IVP

Pemeriksaan secara radiografi dari saluran perkencingan atau sistem traktus urinarius (Renal, Ureter, Vesica Urinaria, dan Uretra) dengan menggunakan bahan kontras positif yang disuntikan melalui pembuluh darah vena (intra vena).
Tujuan pemeriksaan untuk melihat anatomi dan fisiologi dari tractus urinarius (sistem perkemihan). Dengan pemeriksaan ini dapat diketahui kemampuan ginjal mengkonsentrasikan bahan kontras tersebut.
Berikut ini adalah indikasi Pemeriksaan
  1. Nephrolithiasis (adanya batu pada ginjal)
  2. Nephritis (peradangan pada ginjal)
  3. Uretrolithiasis (adanya batu pada ureter)
  4. Uretrisis (peradangan pada ureter)
  5. Vesicolithiasis (adanya batu pada vesica urinari)
  6. Cystitis (peradangan pada vesica urinari)
  7. Tumor pada tract. Urinari
  8. Kanker pada tract Urinari
Kontra Indikasi
  1. Alergi terhadap bahan kontras
  2. Pasien dalam keadaan lemah jantung
Anatomi Fisiologi
Traktus Urinarius terdiri dari sepasang Ginjal, sepasang Ureter, Vesica Urinaria, Uretra.

 Ginjal
Sisi lateralnya berbentuk cembung, sisi medial cekung, sedikir pada permukaan anterior, sedikit cembung pada permukaan porterior. Ukuran ginjal 4,5 inci x 3 inci x 1,5 inci. Ginjal kiri sedikit lebih panjang dari pada ginjal kanan.
Letak ginjal yang normal setinggi columna vertebralis thoracalis XII s.d columna vertebralis lumbalis III dibelakang peritonium bersinggungan dengan dinding abdomen posterior. Ginjal kanan lebih rendah dari pada ginjal kiri.
Pada bagian yang cekung memiliki hilus tempat transmisi dari pembuluh-pembuluh darah, limfe, syaraf dan ureter. Hilus berlanjut membentuk cavitas pusat yang disebut sinus renalis. Lapisan luar ginjal disebut substansi cortical dan lapisan dalam disebut substansi medular, permukaan luar ginjal ditutupi oleh lapisan tipis jaringan fibrosus. Substansi medular terdiri dari sekumpulan tubuli membentuk 8 s.d 15 segmen conus yang disebut pyramid yang masing-masing puncaknya membentuk sistem calyses.
Ureter
Panjang ureter 10-12 inci, terletak pada posterior dari peritoneum dan didepan dari musculus PSOAS dan processus transversum columna vertebralis lumbalis. Bagian distal berhubungan dengan vesica urinaria pada tepi lateral bagian superior.
 Vesica Urinaria
Penampungan urine, letaknya postero-superior terhadap sympisis pubis. Bentuk dan ukurannya bervariasi sesuai banyaknya urine yang ditampung. Kapasitasnya sekitar 700-1000 ml.
 Uretra
Merupakan traktus urinarius paling distal, tempat ekskresi urine. Panjangnya kira-kira 1,5 inci pada wanita dan 7-8 inci pada pria.
Persiapan Pasien
  1. Sehari sebelum pemeriksaan, pasien harus makan makanan yang tidak berserat (lembek), misalnya bubur kecap.
  2. Puasa makan dan minum minimal 6 jam sebelum pemeriksaaan
  3. Pasien diberikan 4 butir dulcolac tablet sekaligus 6 jam sebelum pemeriksaan dan dulcolac suppositorial (1 BUTIR) 2 Jam sebelum pemeriksaan
  4. Pasien dilarang minum 8 jam sebelum pemeriksaan.
  5. Puasa sampai dilakukan pemeriksaan radiografi
  6. Tidak boleh banyak bicara dan merokok
  7. Sebelum pasien naik ke meja pemeriksaan, pasien diminta untuk Buang Air Kecil (miksi) terlebih dulu.
  8. Pasien diminta membawa air putih sebanyak 1 liter
  9. Apabila pasien berasal  dari ruang perawatan, sebaiknya sudah terpasang abocath / venocath (untuk pemberian kontras media)
  10. Kepada pasien perlu diinformasikan:
    1. bahwa pemeriksaan ini, pasien akan diberikan obat kontras media melalui penyuntikan pembuluh darah dan bila pasien mempunyai riwayat alergi atau astma agar memberitahukan kepada dokter/petugas radiologi sebelum dilakukan pemeriksaan.
    2. Selama pemeriksaan pasien berbaring diatas  meja pemeriksaan dengan pengambilan foto dilakukan beberapa kali.
    3. Pasien agar  menyertakan hasil pemeriksaaan laboratorium untuk mengetahui kadar ureum & creatinin.
Persiapan Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang harus dipersiapkan adalah sebagai berikut :
  1. Pesawat rontgen
  2. Kaset & Film ukuran 18×24 cm, 24×30 cm, 35×43 cm
  3. Stuwing band
  4. Contras media yang beriodium
  5. Spuit disposible
  6. Kapas alcohol
  7. Plester
  8. Infus set
  9. Alat kompresi
  10. Obat-obatan emergency
  11. Hand Scoon
  12. Bengkok dan alat medis
  13. Marker R dan L, dan Numeric

Kontras Media
Bahan Kontras dari golongan garam sodium atau meglumin dari diatrizoat atau iothalamate secara terpisah atau campuran. Dosis rendah atau dosis tinggi dari kontras media bisa digunakan menurut indikasi/ klinis pemeriksaan dan keputusan dokter Radiologi, misalnya:
  • Dosis rendah: 20 ml
  • Dosis Medium: 50 ml
  • Dosis tinggi: diatas 50 ml
Volume bahan kontras  (Saxton, 1969) :
  • Dewasa sekitar 70 kg : 20 ml Urografin 76 % atau 40 ml Hypaque untuk dosis rendah
  • Untuk pasien anak-anak : 2 ml/kg berat badan, bila ada dugaan kegagalan ginjal dosis 4 ml/kg berat badan.

Prosedur Pemeriksaan
Foto Pendahuluan
Tujuan foto pendahuluan :
1. Melihat persiapan pasien
2. Menilai abdomen secara umum, mengetahui letak ginjal
3. Menentukan faktor eksposi selanjutnya.
Cek foto pendahuluan, bila persiapan bagus bahan kontras disuntikkan secara intravena, biasanya pada vena cubiti, pasien dalam keadaan supine.
Usai penyuntikan pasien dilakukan stuwing, yaitu kegiatan menekan tubuh di bagian ureter dengan menggunakan dua buah bola atau busa sebagai pengganjal di perut. Kegiatan pemberian stuwing ini bertujuan untuk menekan sampai sejauh mana kontras mengalir di ginjal dan menekan kontras agar tidak turun segera sehingga bentuk pelvio-calyses sistemnya terbentuk dengan baik.
Bila pasien menggunakan cateter sebelum dilakukan penyuntikan,  cateter diklem terlebih dahulu.
Gbr. Posisi Pasien
 Image
Radiograf Foto Plain
Pengambilan Gambar Radiografi
Foto 5’
1. Fase Nephrogram: dibuat segera setelah selesai penyuntikan bahan kontras terutama untuk klinis hypertensi.
2. Film medium mencakup processus Xypoideus sampai dengan crista iliaca.
3. Eksposi pada saat pasien tahan nafas setelah ekspirasi penuh.
4. Kompresi ureter bertujuan untuk menahan kontras media tetap berada pada system pelvi-calyses dan ureter bagian proksimal. Kompresi diketatkan setelah dilakukan pengambilan foto menit ke-5.
 Image
 Gbr. Pasien saat di Stuwing
Foto 10’
1. Bila penggambaran system pelvi-calyses kurang baik pada menit ke 5 foto diambil kembali pada menit ke 10 sebaiknya dengan zonografi untuk memperjelas bayangan.
2. Kompresor ureter dibuka pada menit ke 20 atau 30 tergantung hasil gambaran pada menit sebelumnya.
3. Foto abdomen dengan posisi pasien prone dapat dilakukan bila bahan kontras lambat mengisi ureter atau vesica urinaria.
Foto 30’, prone
–  Untuk kasus pasien dengan massa/tumor, dibuat foto lateral abdomen
Foto 60’ dan 120’
1. Hanya dibuat jika kontras media tidak mengisi salah satu & atau kedua ginjal
2. Pengambilan foto sama seperti pada foto BNO
3. Jika pada foto 60’ kontras media sudah mengisi ginjal maka tidak perlu dibuat foto 120’, melainkan tinggal menunggu Full Blass
4. Jika pada foto 60’ kontras media belum mengisi ginjal maka dilanjutkan dengan foto 120’
Foto full blast (blast penuh)
–  Foto blast penuh dilakukan untuk melihat kelainan yang terdapat pada blast
 Foto post void
–   Foto post mixi dibuat setelah pasien mixi untuk menilai pengosongan vesica urinaria (kandung kemih).
ImageGbr. Full Blast & Post Voiding
Foto-foto yang dibuat pada klinis tertentu :
1. Hypertensi: frekuensi waktu lebih singkat
2. Eksresi lambat: dibuat foto 24 jam setelah penyuntikan bahan kontras.
3. Hydronephrosis; 48 jam setelah penyuntikan bahan kontras dengan dosis maksimum
Tulisan diramu dari berbagai sumber. Terimakasih kepada anggota Grup Whatsapp “Radiografer Indonesia” atas partisipasi dalam diskusinya.

 https://radiologitop.wordpress.com/2013/12/23/pemeriksaan-bno-ivp/

RADIOLOGI ADALAH


Radiologi adalah ilmu kedokteran untuk melihat bagian tubuh manusia dengan menggunakan pancaran atau radiasi gelombang, baik gelombang elektromagnetik maupun gelombang mekanik.

Pada awalnya frekuensi yang dipakai berbentuk sinar-x (x-ray) namun kemajuan teknologi modern memakai pemindaian CT-Scan (scanning), MRI (Magnetic Resonance Imaging), gelombang sangat tinggi (ultrasonik) seperti ultrasonography (USG) dan Kedokteran Nuklir.


Sejarah Sinar X 

Wilhelm Conrad Roentgen
       Penemuan Roentgen ini merupakan suatu revolusi dalam dunia kedokteran karena ternyata dengan hasil penemuan itu dapat diperiksa bagian-bagian tubuh manusia yang sebelumnya tidak pernah dapat dicapai dengan cara-cara konvensional. Salah satu visualisasi hasil penemuan Roentgen adalah foto jari-jari tangan istrinya yang dibuat dengan mempergunakan kertas potret yang diletakkan di bawah tangan istrinya dan disinari dengan sinar baru itu.
Roentgen dalam penyelidikan selanjutnya segera menemukan hampir semua sifat sinar Roentgen, yaitu sifat-sifat fisika dan kimianya. Namun ada satu sifat yang tidak sampai diketahuinya, yaitu sifat biologik yang dapat merusak sel-sel hidup. Sifat yang ditemukan Roentgen antara lain bahwa sinar ini bergerak dalam garis lurus, tidak dipengaruhi oleh lapangan magnetic dan mempunyai daya tembus yang semakin kuat apabila tegangan listrik yang digunakan semakin tinggi, sedangkan di antara sifat-sifat lainnya adalah bahwa sinar ini menghitamkan kertas potret. Selain foto tangan istrinya, terdapat juga foto-foto pertama yang berhasil dibuat oleh Roentgen ialah benda-benda logam di dalam kotak kayu, diantaranya sebuah pistol dan kompas.
Setahun setelah Roentgen menemukan sinar-X, maka Henri Becquerel, di Perancis, pada tahun 1895 menemukan unsur uranium yang mempunyai sifat hampir sama. Penemuannya diumumkan dalam kongres Akademi Ilmu Pengetahuan Paris pada tahun itu juga. Tidak lama kemudian, Marie dan Piere Curie menemukan unsur thorium pada awal tahun 1896, sedangkan pada akhir tahun yang sama pasangan suami istri tersebut menemukan unsur ketiga yang dinamakan polonium sebagai penghormatan kepada negara asal mereka, Polandia. Tidak lama sesudah itu mereka menemukan unsur radium yang memancarkan radiasi kira-kira 2 juta kali lebih banyak dari uranium.
Baik Roentgen yang pada tahun-tahun setelah penemuannya mengumumkan segala yang diketahuinya tentang sinar X tanpa mencari keuntungan sedikitpun, maupun Marie dan Piere Curie yang juga melakukan hal yang sama, menerima hadiah Nobel. Roentgen menerima pada tahun 1901, sedangkan Marie dan Piere Curie pada tahun 1904. Pada tahun 1911, Marie sekali lagi menerima hadiah Nobel untuk penelitiannya di bidang kimia. Hal ini merupakan kejadian satu-satunya di mana seseorang mendapat hadiah Nobel dua kali. Setelah itu, anak Marie dan Piere Curie yang bernama Irene Curie juga mendapat hadiah Nobel dibidang penelitian kimia bersama dengan suaminya, Joliot pada tahun 1931.
Jenis-Jenis Pemeriksaan Radiologi
RadiografiRadiografi adalah image yang diciptakan dengan X-ray, dan digunakan untuk evaluasi dari banyak struktur jaringan tulang dan lembut. Fluoroskopi dan angiografi adalah aplikasi khusus pencitraan X-ray. Fluoroskopi adalah teknik di mana layar fluorescent atau tabung gambar mengintensifkan terhubung ke sistem televisi sirkuit tertutup untuk gambar struktur internal tubuh. Angiografi menggunakan metode untuk menunjukkan struktur internal pembuluh darah, menyoroti keberadaan dan luasnya obstruksi ke kapal tersebut, jika ada. Dalam pencitraan medis, media kontras adalah zat yang diberikan ke dalam tubuh, biasanya disuntikkan atau ditelan, untuk membantu menggambarkan anatomi pembuluh darah, saluran genitourinari, saluran pencernaan, dll Media Kontras, yang sangat menyerap radiasi sinar-X, dalam hubungannya dengan kemampuan pencitraan real-time fluroscopy dan angiografi membantu menunjukkan proses dinamis, seperti gerakan peristaltik pada saluran pencernaan atau aliran darah. 
Radiografi Konvensional
 CT-Scan
Pencitraan CT menggunakan X-ray dalam hubungannya dengan algoritma komputasi untuk jaringan gambar dalam tubuh. Imaging biasanya dilakukan pada bidang aksial, namun, rekonstruksi komputer dapat diberikan di pesawat lain atau untuk menghasilkan gambar 3D. Media kontras sering digunakan untuk menggambarkan anatomi dan memungkinkan rekonstruksi 3D struktur, seperti arteri dan vena. Meskipun resolusi radiografi lebih tinggi untuk pencitraan kerangka, CT dapat menghasilkan gambar yang jauh lebih rinci dari jaringan lunak. CT menghadapkan pasien untuk radiasi pengion lebih.
Ultrasonografi Medis ultrasonografi menggunakan USG (frekuensi tinggi gelombang suara) untuk memvisualisasikan struktur jaringan lunak dalam tubuh secara real time. Tidak ada radiasi yang terlibat, tetapi kualitas gambar yang diperoleh dengan menggunakan USG sangat tergantung pada keahlian orang yang melakukan ujian. Prosedur uji USG adalah terbaik digunakan untuk pemeriksaan ante natal. Hal ini tidak berbahaya bagi janin ataupun ibu.
MRI
MRI menggunakan medan magnet yang kuat untuk menyelaraskan berputar inti atom (biasanya proton hidrogen) di dalam jaringan tubuh, kemudian mengganggu sumbu rotasi inti ini dan mengamati sinyal frekuensi radio yang dihasilkan sebagai inti kembali ke status awal mereka. MRI scan memberikan kontras jaringan lunak terbaik dari semua modalitas pencitraan. Dengan kemajuan dalam pemindaian kecepatan dan resolusi spasial, dan perbaikan dalam algoritma 3D komputer dan perangkat keras, MRI memiliki potensi pembangunan yang besar dalam beberapa tahun mendatang. Salah satu kelemahan adalah bahwa pasien harus terus diam selama jangka waktu yang lama dalam ruang, bising sempit sedangkan imaging dilakukan.
Kedokteran Nuklir
Nuklir pencitraan kedokteran melibatkan administrasi ke pasien zat berlabel dengan radionuklida atau radiofarmasi yang memiliki afinitas untuk jaringan tertentu. Secara umum, Technecium-99m (paruh 6,02 jam) adalah radionuklida digunakan. Jantung, paru-paru, tiroid, hati, kandung empedu, dan tulang umumnya dievaluasi untuk kondisi tertentu menggunakan teknik ini. Sementara detail anatomi terbatas dalam studi ini, kedokteran nuklir ini berguna dalam menampilkan fungsi fisiologis. Proses seperti pertumbuhan tumor dapat dipantau dengan cara ini, bahkan ketika tumor tidak dapat secara memadai divisualisasikan menggunakan salah satu dari modalitas imaging lainnya. Kedokteran nuklir juga melibatkan pemberian terapi isotop berlabel untuk antibodi atau zat lainnya, sehingga memberikan dosis tinggi radiasi untuk target tertentu seperti tumor atau kelenjar tiroid.
 
 
 http://indrayoni.blogspot.com/2013/03/apa-radiologi-itu.html
   A.    Definisi Computer Radiografi

·     Computer Radiografi (CR) merupakan suatu sistem atau proses untuk mengubah sistem analog pada konvensional radiografi menjadi digital radiografi.
·         Computed Radiography adalah proses digitalisasi gambar yang menggunakan lembar atau photostimulable plate untuk akusisi data gambar (Ballinger, 1999).


   B.     instrumen-instrumen yang terdapat pada computed radiology (CR), sebagai berikut :
A. Kaset (Cassette)
B. Scaner / Reader
C. Consol

     A. Kaset ( Film / Screen ) Analog
             Phospor screen (IS) pada kaset analog berfungsi mengubah sinar-x menjadi sinar tampak (gadolinium oxysulfide atau lanthanum oxybromide). Kaset CR hanya berisi plate yang dilapisi phospor /  storage phospor screens (barium fluorohalide), bentuknya seperti IS namun tanpa film sehingga dapat dipakai berulang-ulang
Cara Kerja Kaset CR :
1. Storage phospor screen di ekspose seperti biasa
2. Phospor menyerap radiasi pada derajat yang berbeda-beda tergantung pada area anatomikal nya
3. Phospor di isi oleh radiasi, besar nya isian tersebut tergantung kepada besarnya energi sinar-x yang diserap
4. isian ini bertahan dalam materi phospor sampai dihapus
·         Jenis-jenis kaset CR :
1. Kaset general purpose :
a. terdiri dari jenis rigid screen dan flexible screen
b. dipakai untuk radiografi konvensional
c. memori terpakai 9 - 15 MB / Image
d. terutama untuk aplikasi CHEST pada MCU masal, rata" foto thorax berkapasitas 10 MB / Image
e. Rigid Screen = tidak terjadi kontak mekanikal phospor, berusia pakai lebih lama dibanding dengan fleksibel screen, yang di transport oleh roller
f. memakai single atau double phospor layer
g. resolusi sekitar 70 - 115 micron
h. ukuran nya bervariasi : 15 x 30 cm ,  18 x 24 cm, 24 x 30 cm, 35 x 35 cm, dan 35 x 43 cm


2. Kaset Panjang (Long Length / Full Spine)
a. dipakai untuk radiografi pada tulang panjang, dan tulang belakang
b. pada kasus chiropractic untuk melihat tulang, study scoliosis, dan koreksi operasi
c. ukuran yang biasa dipakai  35 x 84 cm (portable), 43 x 129 cm atau sambungan dari 4 kaset berukruan 35 x 43 cm (wallfixed)
d. memerlukan software khusus untuk menyatukan gambar

3. Kaset ber resolusi tinggi (HR/EHR)
a. bisa dipakai untuk mammografi yang memerlukan ketelitian tinggi
b. resolusi 43,5 - 5 mikron meter
c.  Ukuran : 18 x 24 cm dan 24 x 30 cm
d. Kapasitas memori mencapai 30 MB / Image, sehingga waktu scanning lebih lama dari general purpose



B. Scanner - Scanning
            adalah alat untuk membaca informasi sinar-x yang diterima oleh kaset CR / PSP secara analog dan merubah informasi tersebut menjadi data digital, sementara scanning merupakan proses nya, dan scanner adalah alatnya atau bisa juga disebut Digitizer.
cara kerja scanner :
a. kaset yang akan dibaca di tandai dengan barcode terlebih dahulu agar sesuai dengan pasien dan pemeriksaan
b. didalamnya terdapat reaktor laset (optical), dengan bantuan sinar laser untuk merangsang aktifasi phospor (stimulate) dan detektor (PMT) untuk menangkap emisi phospor sebagai informasi yang akan dioleh menjadi data
c. data tersebut diolah dan divisualisasikan dalam format digital
d. setelah selesai proses scan, informasi yang ada pada plate kemudian dihapus dengan memaparkan sinar intensitas tinggi supaya plate bisa dipergunakan kembali.
e. seluruh sistem itu digerakkan secara motorik / mekanik



Scanning dilakukan selama 20 ms per garis, sinyal yang diterma PMT masih berwujud analog lalu didigitalisasi oleh digitizer.



C. CONSOL
            konsol pada CR adalah perangkat keras dan lunak sperti hal nya perangkat komputer di rumah atau yang biasa kita sebut sebagai Personal Computer (PC) yang terdiri dari :
a. Monitor
b. CPU
c. Cassette ID Scanner - barcode reader
d. DICOM store / server
   Pada perangkat lunaknya memiliki bermacam pilihan sesuai dengan kebutuhan CR seperti mammografi , longlength image, Enchancement, dsb. semakin lengkap fitur yang dimiliki CR, semakin mahal juga harga dari CR tersebut. sedangkan DICOM (Digital Imaging and Communication on Medicine) adalah sistem penyimpanan image dalam kapasitas medis yang memerlukan ketelitian sehingga kapasitasnya besar (MB/image)


Fungsi Konsol :
a. Memasukan data pasien
b. menentukan alur kerja radiologi
c. mengolah data dan image pasien sesuai dengan jenis pemeriksaannya
d. melakukan quality control image sebelum didistribusikan
e. melakukan pendistribusian image untuk mencetak image pada printer, kepentingan backup menggunakan CD/DVD, untuk share menggunakan jaringan RIS/HIS.



·         Computer Radiografi (CR) mempunyai perlengkapan operasional yang terdiri dari :
a). Imaging Plate
            Imaging plate merupakan media pencatat sinar-X pada Computer Radiografi yang terbuat dari bahan photostimulable phosphor tinggi. Dengan menggunakan Imaging plate memungkinkan processor gambar untuk memodifikasi kontras.
        Imaging plate berada dalam kaset Imaging. Fungsi dari Imaging plate adalah sebagai penangkap gambar dari objek yang sudah di sinar (ekspose). Prosesnya adalah pada saat terjadinya penyinaran, Imaging plate akan menangkap energi dan disimpan oleh bahan phosphor yang akan dirubah menjadi Electronic Signal dengan laser scenner dalam image reader.
(Sumber : Merril’s Tenth edition, Chapter 34, Computed Radiography : 358)
·         Struktur dari imaging plate adalah :
a)    Protective layer : berukuran tipis & transparent berfungsi untuk melindungi IP.
b)    Phosphor layer : mengandung barium fluorohalide dalam bahan pengikatnya.
c)    Reflective layer : terdiri dari partikel yang dapat memantulkan cahaya.
d)  Conductive layer : terdiri dari Kristal konduktif. Yang berfungsi untuk mengurangi masalah yang disebabkan oleh electrostatic. Selain itu ia juga mempunyai kemampuan untuk menyerap cahaya dan dengan demikian hal tersebut dapat meningkatkan ketajaman gambaran.
e)    Support layer : mempunyai stuktur dan fungsi yang sama seperti yang ada pada intensifying screen.
f)    Backing layer : lapisan soft polimer untuk melindungi imaging plate selama proses pembacaan di dalam image reader.
g)   Bar code label : digunakan untuk memberikan nomor seri dan untuk mengidentifikasi imaging plate tertentu yang kemudian dapat dihubungkan dengan data pasien.
b). Image reader
        Image reader berfungsi sebagai pembaca dan mengolah gambar yang diperoleh dari Image plate. Semakin besar kapasitas memorinya maka semakin cepat waktu yang diperlukan untuk proses pembacaan Image plate, dan mempunyai daya simpan yang besar. Waktu tercepat yang diperlukan untuk membaca imaging plate pada image reader yaitu selama 64 detik.
            Selain tempat dalam proses pembacaan, Image reader mempunyai peranan yang sangat penting juga dalam proses pengolahan gambar, sistem transportasi Image plate serta penghapusan data yang ada di Image plate. Image reader sudah dilengkapi dengan monitor yang berfungsi untuk menampilkan gambar yang sudah di baca oleh Image reader disebut dengan image console.
         Image console berfungsi sebagai media pengolahan data, berupa computer khusus untuk medical imaging dengan touch screen monitor. Image console dilengkapi oleh bebagai macam menu yang menunjang dalam proses editing dan pengolahan gambar sesuai dengan anatomi tubuh, seperti kondisi hasil gambaran organ tubuh, kondisi tulang dan kondisi soft tissue.
            Terdapat menu yang sangat diperlukan dalam teknik radiofotografi yaitu kita bisa mempertinggi atau mengurangi densitas, ketajaman, kontras dan detail dari suatu gambaran radiografi yang diperoleh.
d). Image recorder
          Image recorder mempunyai fungsi sebagai proses akhir dari suatu pemeriksaan yaitu media pencetakan hasil gambaran yang sudah diproses dari awal penangkapan sinar-X oleh image plate kemudian di baca oleh image reader dan diolah oleh image console terus dikirim ke image recorder untuk dilakukan proses output dapat berupa media compact disc sebagai media penyimpanan.atau dengan printer laser yang berupa laser imaging film.
·                Keuntungan dan Keterbatasan Computed Radiography
1) Keuntungan Computed Radiography
    a)     Computed Radiography mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan radiografi konvensial, antara lain :
      b)      Angka pengulangan yang lebih rendah karena kesalahan-kesalahan faktor teknis.
      c)      Resolusi kontras yang lebih tinggi dan latitude eksposi yang lebih luas dibandingkan emulsi film radiografi.
      d)     Tidak memerlukan kamar gelap atau biaya untuk film ( jika gambar tidak ditampilkan dalam hard copy).
      e)      Kualitas gambar dapat ditingkatkan.
     f)       Penyimpanan gambar lebih mudah baik dengan hard copy maupun penyimpanan elektronik. ( Papp, 2006).
2). Keterbatasan Computed Radiography
       a)      Keterbatasan dari Computed Radiography antara lain :
       b)      Biaya yang cukup tinggi untuk IP, unit CR reader, hardware dan software untuk workstation.
       c)      Resolusi spatial rendah.
    d)     Pasien potensial untuk menerima radiasi yang overexposed. Computed Radiography (CR) dapat mengkompensasi overeksposure, sehingga radiografer terkadang member eksposi yang berlebih pada pasien.
       e)      Adanya artefak pada gambar akibat proses penghapusan IP yang kurang baik. ( Papp, 2006).
·         Persamaan Radiografi Konvensional dan Computed Radiography
1)   Menggunakan x-ray dalam pencitraan gambar
2)   Masih memilih Kvp dan mAs yang standar
3)   Menggunakan kaset atau gambar reseptor
4)   Terdapat bayangan laten yang dapat diolah menjadi bayangan nyata
e.    Perbedaan Radiografi Konvensional dan Computed Radiography
·         Radiografi Konvensional dan computed radiography mempunyai perbedaan yaitu:
1)   Pengumpulan gambar
        Pada radiografi konvensional pengumpulan gambar dengan menangkap sinar radiasi yang telah melewati pasien dengan menggunakan film ( blue atau green sensitive ).
       Computed radiography menggunakan imaging plate (IP) terbuat dari phosphor sebagai media pengumpul gambar  pengganti x-ray film, diletakan dalam imaging plate cassette ( IP cassette ).
2)   Pengolahan gambar
            Film x-ray dalam sistem konvensional selanjutnya diproses dengan menggunakan developer dan fixer ( proses manual atau otomatis ) sehingga menghasilkan gambar
             Pada computed radiography, image plate yang telah dieksposi selanjutnya dimasukan dalam reader unit, dengan laser scanner hasil eksposi pada image plate dibaca dan diubah menjadi signal digital yang selanjutnya ditampilkan pada monitor komputer.
3)   Penampilan gambar
            Konvensional radiografi gambar dihasilkan oleh x-ray film yang telah melalui beberapa proses yang berkesinambungan, sehingga apabila tejadi kesalahan pada salah satu atau beberapa bagian dari proses tersebut maka akan berpengaruh langsung dengan tampilan gambar. Untuk memperbaikinya proses harus diulang secara keseluruhan dari awal.
Sedangkan pada computed radiography gambar ditampilkan dengan monitor komputer yang didukung oleh software khusus untuk medical imaging sehingga gambar bisa diperbaiki pada tampilannya yang bertujuan untuk memudahkan menegakkan diagnosa suatu penyakit.
4)   Penyimpanan gambar
            Berbeda dengan konvensional radiografi yang menyimpan gambar hanya dalam bentuk x-ray film, computed radiography gambar dapat disimpan dalam bentuk hasil cetak seperti halnya x-ray film, juga memungkinkan untuk disimpan dalam hard disk, compact disk, floppy disk atau media penyimpanan digital lainnya.
 http://lisdanurindra.blogspot.com/2013/10/computer-radiografi.html
 

Teknik Pemeriksaan Radiografi Thorax Proyeksi PA



Foto Thorax Proyeksi PA
Pathologi
-efusi pleura, pneumothorax, atelectasis
posisi pasien
-Pasien diposisikan erect menghadap bucky stand, dagu di angkat
-Tangan di pinggang, telapak tangan keluar, dan siku ditekan ke depan
shoulder dirotasikan ke depan agar scapula menjauh dari bidang paru-paru
Posisi Obyek
-MSP sejajar dengan garis tengah kaset
-pastikan tidak ada rotasi pada thorax
                                                                     Posisi Pasien
FFD : 180 cm
CR : horizontal
CP : pada MSP setinngi thoracal 7 ( 18 - 20 dibawah vertebra prominen atau pada inferior 


Gambar yang ditampakkan
terlihat keseluruhan lapangan paru, dari apex paru sampai sinus costoprenicus tidak terpotong, udara pada trakea, tampah hilum, tampak jantung, tampak pembuluh darah besar 

FOTO THORAX POSISI AP


  • Pasien diposisikan setengah duduk atau supine di atas meja pemeriksaan/brandcar.
  • Kedua lengan lurus disamping tubuh.
  • Kaset di belakang tubuh, MSL // grs tengah kaset
  • FFD: 150 cm
  • CR tegak lurus kaset, CP pada MSL setinggi CV TH VI
  • Beri marker L / R
  • Eksposi pada saat pasien tahan nafas setelah inspirasi penuh

KRITERIA FOTO THORAX POSISI AP :
  • Tampak gambaran thorax proyeksi AP
  • Batas atas apex paru
  • Batas bawah sinus costophrenicus
  • Dinding lateral tidak terpotong
  • CV TH sampai ruas ke empat
  • Diafragma mencapai iga IX belakang
  • Tampak bayangan bronchus
  • Marker L / R & identitas pasien
  • Foto simetris

FOTO THORAX POSISI LATERAL
  • Pasien diposisikan erect, MSP // kaset
  • Kedua lengan dilipat di atas kepala
  • Pasang Marker L / R sesuai dengan sisi yang dekat ke kaset
  • FFD: 150 cm,
  • CR : horizontal
  • CP kira-kira satu inci ke depan dari MCL setinggi CV TH VI
  • Eksposi pada saat pasien tahan nafas setelah inspirasi penuh
KRITERIA GAMBARAN POSISI LATERAL:
  • Tampak gambaran thorax proyeksi lateral
  • Bagian Anterior mencakup gambaran sternum
  • Bagian Posterior mencakup Col.Vert. Thoracalis
  • Batas atas apex paru
  • Batas bawah sinus coctoprhenicus dan paru posterior
  • Gambaran iga-iga kiri dan kanan superposisi
  • Gambaran bahu tidak menutupi apex paru
 
sumber: http://kumpulsore.blogspot.com/2013/12/teknik-pemeriksaan-radiografi-thorax.html
Pengertian dan Fungsi Ct Scan

CT SCAN (Computerized Axial Tomografi)

Hasil ct scanCT Scan adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mendapatkan gambaran dari berbagai sudut kecil dari tulang tengkorak dan otak.

Berat badan klien merupakan suatu hal yang harus dipertimbangkan. Berat badan klien yang dapat dilakukan pemeriksaan CT Scan adalah klien dengan berat badan dibawah 145 kg. Hal ini dipertimbangkan dengan tingkat kekuatan scanner. Sebelum dilakukan pemeriksaan CT scan pada klien, harus dilakukan test apakah klien mempunyai kesanggupan untuk diam tanpa mengadakan perubahan selama 20-25 menit, karena hal ini berhubungan dengan lamanya pemeriksaan yang dibutuhkan.
Harus dilakukan pengkajian terhadap klien sebelum dilakukan pemeriksaan untuk menentukan apakah klien bebas dari alergi iodine, sebab pada klien yang akan dilakukan pemeriksaan CT.



Scan disuntik dengan zat kontras berupa iodine based kontras material sebanyak 30 ml. Bila klien ada riwayat alergi atau dalam pemeriksaan ditemukan adanya alergi maka pemberian zat kontras iodine harus distop pemberiannya. Karena eliminasi zat kontras sudah harus terjadi dalam 24 jam. Maka ginjal klien harus dalam keadaan normal.Tujuan penggunaan CT Scan

Menemukan patologi otak dan medulla spinalis dengan teknik scanning/pemeriksaan tanpa radioisotope. Dengan demikian CT scan hampir dapat digunakan untuk menilai semua organ dalam tubuh, bahkan di luar negeri sudah digunakan sebagai alat skrining menggantikan foto rontgen dan ultrasonografi. Yang penting pada pemeriksaan CT scan adalah pasien yang akan melakukan pemeriksaan bersikap kooperatif artinya tenang dan tidak bergerak saat proses perekaman. CT scan sebaiknya digunakan untuk :

  • Menilai kondisi pembuluh darah misalnya pada penyakit jantung koroner, emboli paru, aneurisma (pembesaran pembuluh darah) aorta dan berbagai kelainan pembuluh darah lainnya.
  • Menilai tumor atau kanker misalnya metastase (penyebaran kanker), letak kanker, dan jenis kanker.
  • Kasus trauma/cidera misalnya trauma kepala, trauma tulang belakang dan trauma lainnya pada kecelakaan. Biasanya harus dilakukan bila timbul penurunan kesadaran, muntah, pingsan ,atau timbulnya gejala gangguan saraf lainnya.
  • Menilai organ dalam, misalnya pada stroke, gangguan organ pencernaan dll.
  • Membantu proses biopsy jaringan atau proses drainase/pengeluaran cairan yang menumpuk di tubuh. Disini CT scan berperan sebagai “mata” dokter untuk melihat lokasi yang tepat untuk melakukan tindakan.
  • Alat bantu pemeriksaan bila hasil yang dicapai dengan pemeriksaan radiologi lainnya kurang memuaskan atau ada kondisi yang tidak memungkinkan anda melakukan pemeriksaan selain CT scan.

Persiapan pasien

Pasien dan keluarga sebaiknya diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan. Pasien diberi gambaran tentang alat yang akan digunakan. Bila perlu dengan menggunakan kaset video atau poster, hal ini dimaksudkan untuk memberikan pengertian kepada pasien dengan demikian menguragi stress sebelum waktu prosedur dilakukan. Test awal yang dilakukan meliputi :

Kekuatan untuk diam ditempat ( dimeja scanner ) selama 45 menit.
Melakukan pernapasan dengan aba – aba ( untuk keperluan bila ada permintaan untuk melakukannya ) saat dilakukan pemeriksaan.
Mengikuti aturan untuk memudahkan injeksi zat kontras.
Penjelasan kepada klien bahwa setelah melakukan injeksi zat kontaras maka wajah akan nampak merah dan terasa agak panas pada seluruh badan, dan hal ini merupakan hal yang normal dari reaksi obat tersebut. Perhatikan keadaan klinis klien apakah pasien mengalami alergi terhadap iodine. Apabila pasien merasakan adanya rasa sakit berikan analgetik dan bila pasien merasa cemas dapat diberikan minor tranguilizer. Bersihkan rambut pasien dari jelly atau obat-obatan. Rambut tidak boleh dikepang dan tidak boleh memakai wig.
Prosedur
  • pemeriksaan ct scanPosisi terlentang dengan tangan terkendali.
  • Meja elektronik masuk ke dalam alat scanner.
  • Dilakukan pemantauan melalui komputer dan pengambilan gambar dari beberapa sudut yang dicurigai adanya kelainan.
  • Selama prosedur berlangsung pasien harus diam absolut selama 20-45 menit.
  • Pengambilan gambar dilakukan dari berbagai posisi dengan pengaturan komputer.
  • Selama prosedur berlangsung perawat harus menemani pasien dari luar dengan memakai protektif lead approan.
  • Sesudah pengambilan gambar pasien dirapihkan.

Cara Kerja CT Scan
Film yang menerima proyeksi sinar diganti dengan alat detektor yang dapat mencatat semua sinar secara berdispensiasi. Pencatatan dilakukan dengan mengkombinasikan tiga pesawat detektor, dua diantaranya menerima sinar yang telah menembus tubuh dan yang satu berfungsi sebagai detektor aferen yang mengukur intensitas sinar rontgen yang telah menembus tubuh dan penyinaran dilakukan menurut proteksi dari tiga tititk, menurut posisi jam 12, 10 dan jam 02 dengan memakai waktu 4,5 menit

Sinar-X yang mengalami atenuasi, setelah menembus objek diteruskan ke detektor yang mempunyai sifat sangat sensitive dalam menagkap perbedaan atenuasi dari sinar-X yang kemudian mengubah sinar-X tersebut menjadi signal-signal listrik. Kemudian signal-signal listrik tersebut diperkuat oleh Photomultiplier Tube sinar-X. Data dalam bentuk signal-signal listrik tersebut diubah kedalam bentuk digital oleh Analog to Digital Converter (ADC), yang kemudian masuk ke dalam system computer dan diolah oleh computer. Kemudian Data Acquistion System (DAS) melakukan pengolahan data dalam bentuk data-data digital atau numerik.




Data-data inilah yang merupakan informasi komputer dengan rumus matematika atau algoritma yang kemudian direkonstruksi dan hasil rekonstruksi tersebut ditampilkan pada layar TV monitor berupa irisan tomography dari objek yang dikehendaki yaitu dalam bentuk gray scale image yaitu suatu skala dari kehitaman dan keputihan. Pada CT Scanner mempunyai koefisien atenuasi linear yang mutlak dari suatu jaringan yang diamati, yaitu berupa CT Number. Tulang memiliki nilai besaran CT Number yang tertinggi yaitu sebesar 1000 HU (Hounsfield Unit), dan udara mempunyai nilai CT Number yang terendah yaitu -1000 HU (Hounsfield Unit), sedangkan sebagai standar digunakan air yang memiliki CT Number 0 HU (Hounsfield Unit). Nilai diatas merupakan nilai pada pesawat CT yang memiliki faktor pembesaran konstan 1000, untuk memperjelas suatu struktur yang satu dengan struktur yang lainnya yang mempunyai nilai perbedaan koefisien atenuasi kurang dari 10% maka dapat digunakan window width untuk memperoleh rentang yang lebih luas.Kelebihan CT scan
  • Gambar yang dihasilkan memiliki resolusi yang baik dan akurat.
  • Tidak invasive (tindakan non-bedah).
  • Waktu perekaman cepat.
  • Gambar yang direkontruksi dapat dimanipulasi dengan komputer sehingga dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.

Kekurangan CT scan
  • Paparan radiasi akibat sinar X yang digunakan yaitu sekitar 4% dari radiasi sinar X saat melakukan foto rontgen. Jadi ibu hamil wajib memberitahu kondisi kehamilannya sebelum pemeriksaan dilakukan.
  • Munculnya artefak (gambaran yang seharusnya tidak ada tapi terekam). Hal ini biasanya timbul karena pasien bergerak selama perekaman, pasien menggunakan tambalan gigi amalgam atau sendi palsu dari logam, atau kondisi jaringan tubuh tertentu.
  • Reaksi alergi pada zat kontras yang digunakan untuk membantu tampilan gambar.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
  • Observasi keadaan alergiterhadap zat kontras yang disuntikan. Bila terjadi alergi dapat diberikan deladryl 50 mg.
  • Mobilisasi secepatnya karena pasien mungkin kelelahan selama prosedur berlangsung.
  • Ukur ntake dan out put. Hal ini merupakan tindak lanjut setelah pemberian zat kontras yang eliminasinya selama 24 jam. Oliguri merupakan gejala gangguan fungsi ginjal, memerlukan koreksi yang cepat oleh seorang perawat dan dokter.
  • sumber:
  • http://fajrucmedicine.blogspot.com/2013/04/pengertian-dan-fungsi-ct-scan.html
  •